KuninganSatu.com,- Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru, terus menunjukkan perkembangan signifikan sebagai Kampung Keluarga Berkualitas. Dikenal sebagai desa “di atas awan”, Gunungmanik kini tidak hanya menjadi ikon keindahan alam, tetapi juga keberhasilan pembangunan berbasis keluarga, kolaborasi, dan kemandirian masyarakat.
Puncak dari proses panjang ini ditandai dengan peresmian Taman Kampung Keluarga Berkualitas dan Rumah Produksi UMKM Harapan Raharja pada Minggu (4/5/2025), hasil dari kerja sama lintas sektoral yang melibatkan empat perguruan tinggi, instansi pemerintah, dan komunitas desa.
Program ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat bertajuk Kerja Sama Lintas Sektoral, melibatkan Universitas Muhammadiyah (UM) Kuningan, UM Cirebon, UM Buton, dan UM Magelang, dengan dukungan dari BKKBN dan DPPKBP3A Kabupaten Kuningan. Keterlibatan berbagai pihak ini menjadi bukti bahwa penguatan desa sebagai pondasi pembangunan bangsa memang memerlukan sinergi yang erat.
Desa Gunungmanik dinilai layak menyandang status Kampung Keluarga Berkualitas karena memiliki berbagai indikator keberhasilan: tidak masuk kategori miskin ekstrem, cakupan program Keluarga Berencana yang tinggi, nihil pernikahan dini, serta penurunan signifikan angka stunting.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menegaskan bahwa pembangunan desa harus dimulai dari investasi pada sumber daya manusia. “Desa seperti Gunungmanik membuktikan bahwa dengan dukungan dan partisipasi aktif masyarakat, pembangunan SDM bisa membawa perubahan jangka panjang,” ujarnya.
Kepala Desa Gunungmanik, Juhari Haryanto, menyebut bahwa kolaborasi telah berlangsung sejak tahun sebelumnya.
“Kami banyak menerima pendampingan, pelatihan, dan bantuan sarana yang memperkuat ketahanan keluarga serta mendukung pertumbuhan ekonomi desa,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa tahun ini, Gunungmanik dipercaya mewakili Kabupaten Kuningan dalam penilaian Kampung KB tingkat Provinsi Jawa Barat.
Keterlibatan universitas menjadi unsur penting dalam pencapaian ini. Program-program pengabdian tidak hanya memberikan solusi praktis, tetapi juga membangun kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya keluarga sebagai pilar pembangunan. Seperti disampaikan Rektor UM Kuningan, Dr. Apt. Wawang Anwarudin, bahwa keterlibatan akademisi harus berdampak nyata, terutama dalam peningkatan kualitas hidup warga desa.
Peresmian taman dan rumah produksi ini diharapkan menjadi titik awal keberlanjutan program Kampung Keluarga Berkualitas yang tidak hanya seremonial, melainkan menjadi bagian dari budaya hidup masyarakat.
Gunungmanik telah membuktikan bahwa meski berada di daerah terpencil, dengan semangat gotong royong, kepemimpinan yang inklusif, dan dukungan multisektor, desa bisa menjadi model pembangunan yang berorientasi pada kualitas keluarga.
(red)
