
KuninganSatu.com,- Di bawah rindangnya Teras Pendopo Kabupaten Kuningan, Sabtu (3/5/2025), suara-suara tentang seni, budaya, dan ruang publik berbaur dalam satu forum dialog bertajuk Focus Group Discussion (FGD). Bukan sekadar pertemuan, kegiatan yang diinisiasi oleh Yayasan Teater Sado Aan Sugianto Mas ini menjadi ruang silaturahmi antara pemerintah, seniman, akademisi, dan para pemangku kepentingan untuk bersama-sama merumuskan arah kebijakan budaya daerah.
Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., hadir langsung membuka diskusi. Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa seni dan budaya bukan sekadar pelengkap dalam pembangunan, melainkan fondasi penting dalam membentuk identitas dan karakter masyarakat.
"Seni dan budaya harus menjadi jantung kehidupan publik. Dari situlah tumbuh kearifan lokal yang bisa berdampak hingga ke sektor ekonomi,” tuturnya.
Bupati juga mengenalkan program Nata Daya, sebuah inisiatif penataan alun-alun desa menjadi simpul aktivitas budaya, wisata, dan ekonomi. Targetnya, 30 desa akan disulap menjadi kawasan yang tak hanya indah secara fisik, tetapi juga hidup secara budaya. Tak berhenti di situ, aset-aset milik daerah direncanakan dibuka lebih luas untuk dimanfaatkan komunitas seni sebagai ruang ekspresi.
Diskusi kian hidup dengan hadirnya sejumlah narasumber, seperti H. Deden Kurniawan Sopandi dari Forkopimda, Kabid Kebudayaan Rio Anto Permana Saputra, pegiat seni Ence Bagus, serta akademisi Azhar Natsir Ahdiyat. Mereka memotret kondisi nyata di lapangan, menyuarakan tantangan, sekaligus menyampaikan gagasan strategis.
Edi Supardi, Ketua Yayasan Teater Sado, menyampaikan bahwa forum ini bukan hanya soal gagasan, tetapi juga tentang merajut kepercayaan antara para pelaku budaya dengan pemerintah.
“Kami ingin seni dan budaya tak lagi berjalan sendiri. Butuh keberpihakan nyata, regulasi yang hidup, dan ruang yang terbuka,” ungkapnya.
Dari diskusi ini, muncul harapan bahwa Kuningan tak hanya dikenal dengan alamnya yang indah, tetapi juga dengan budayanya yang lestari, progresif, dan menjadi bagian utuh dari pembangunan daerah. Di Teras Pendopo, benih-benih perubahan itu mulai ditanam.
(red)