Paseban Tri Panca Tunggal Berduka, Pangeran Rama Djatikusumah Tutup Usia

Jumat, 16 Mei 2025, Mei 16, 2025 WIB Last Updated 2025-05-16T05:12:43Z


KuninganSatu.com,- Kabar duka menyelimuti masyarakat Kuningan dan para pegiat budaya Sunda. Pangeran Rama Djati Kusumah, tokoh adat dan spiritual Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur, tutup usia pada Jumat pagi (16/5/2025) sekitar pukul 10.10 WIB di kediamannya di Kelurahan Cigugur, Kuningan. Almarhum mengembuskan napas terakhir di usia 92 tahun.


“Innalillahi wa innailaihi raji’un. Betul Kang, beliau meninggalkan kita semua tadi pagi,” ungkap Oki Satria, menantu almarhum saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler. Menurut Oki, wafatnya Pangeran Djatikusumah menjadi kehilangan besar bagi keluarga dan masyarakat adat Cigugur.


Sebelum berpulang, almarhum masih sempat menyampaikan wejangan kepada keluarga dan keturunannya. Wejangan tersebut berisi pesan tentang pentingnya menjaga kerukunan antarumat, pelestarian budaya, serta penguatan nilai-nilai kebhinekaan yang telah menjadi warisan luhur Cigugur selama puluhan tahun.


“Ya, sebelum meninggal, beliau sempat berpesan agar kita semua tetap menjaga kerukunan dan terus melestarikan budaya berbasis kebhinekaan. Itu pesan terakhir beliau,” ujar Oki dengan nada lirih.


Pangeran Djatikusumah dikenal luas sebagai pewaris nilai-nilai luhur dari Pangeran Madrais, tokoh sentral ajaran Adat Karuhun Urang (AKUR) yang tumbuh di Cigugur sejak awal abad ke-20. Selama hidupnya, beliau aktif menjadi pengayom budaya dan penjaga ritual tahunan seperti Seren Taun, yang menjadi simbol harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.


Kabar duka ini segera menyebar ke berbagai kalangan, termasuk komunitas budaya Sunda di luar Kabupaten Kuningan. Sejumlah tokoh budaya nasional dikabarkan akan turut hadir dalam prosesi pemakaman, yang saat ini masih dibicarakan secara internal oleh keluarga besar.


“Untuk upacara pemakaman, masih dibicarakan dalam lingkup keluarga. Namun, kami terus menerima ucapan duka dari berbagai pihak,” tambah Oki.


Di sisi lain, masyarakat pun menyampaikan rasa kehilangan. Iman (34), warga Kelurahan Cigugur, mengaku sangat terkejut mendengar kabar duka tersebut. Apalagi dalam waktu dekat, ritual budaya Seren Taun 2025 telah dijadwalkan dan akan melibatkan banyak masyarakat.


“Tentu kami sangat kaget. Almarhum adalah sosok baik, rendah hati, dan sangat konsisten menjaga budaya. Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ucap Iman.


Kepergian Pangeran Djatikusumah bukan hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi generasi penerus agar tetap menjaga kearifan lokal, nilai-nilai perdamaian, dan semangat kebhinekaan yang telah lama diperjuangkan Cigugur.


(red)

Komentar

Tampilkan

  • Paseban Tri Panca Tunggal Berduka, Pangeran Rama Djatikusumah Tutup Usia
  • 0

Terkini

Topik Populer