Manis Kidul, KuninganSatu.com - Dalam sebuah tausiyah yang sarat makna, KH. Amam menyampaikan pesan mendalam kepada civitas akademika Yayasan Husnul Khotimah tentang pentingnya memperlambat datangnya kemunduran dan memperpanjang masa kejayaan lembaga melalui komitmen, keikhlasan, dan proses berkelanjutan.
Dalam menyikapi dinamika organisasi yang terus berkembang, KH. Amam menekankan pentingnya menjaga visi dan misi lembaga sebagai pegangan utama. Ia juga menyoroti perlunya evaluasi berkelanjutan serta keikhlasan dalam menjalankan setiap peran betapapun kecil kontribusinya.
“Sekecil apa pun posisi, jika dijalankan dengan sungguh-sungguh, akan sangat menentukan,” ujar KH. Amam, Kamis (3/7/2025) sembari mengibaratkan struktur sekecil pentil pada roda yang sangat menentukan jalannya kendaraan.
Lebih jauh, ia menggambarkan Yayasan Husnul Khotimah sebagai “sawah pendidikan” yang menuntut kesabaran dan kerja keras dalam setiap tahap dari mencangkul, menanam, memupuk, hingga memanen. Dalam proses itu, sering kali muncul godaan untuk mengambil jalan pintas, yang dalam budaya tani dikenal dengan istilah “simen” dan “betok”, namun beliau menegaskan pentingnya tetap berpegang pada proses pendidikan yang berkelanjutan.
Tak hanya itu, KH. Amam juga memberikan lima langkah agar insan Husnul Khotimah tetap istiqamah dalam berhijrah dan menjalankan amanah:
1. Meluruskan niat, sebagai fondasi utama diterimanya amal.
2. Menjalankan syariat dengan penuh keyakinan tanpa keraguan.
3. Berlatih melalui riyadhah, karena istiqamah lahir dari mujahadah.
4. Menguatkan keimanan, yang ditunjukkan lewat kesabaran dan keteguhan hati.
5. Memperbanyak doa, agar tetap bergantung pada pertolongan Allah, bukan semata sistem atau teknologi.
Di akhir tausiyahnya, beliau mengingatkan tentang bahaya penyakit hati seperti ghil (dengki) yang bermula dari prasangka buruk (su’udzan), lalu berkembang menjadi kebencian. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan hati sebagai pondasi ukhuwah dan kerja kolektif yang sehat di lingkungan yayasan.
Tausiyah tersebut menjadi refleksi bersama bahwa kejayaan sebuah lembaga bukanlah hasil dari kerja sesaat, melainkan dari proses panjang yang dijalani dengan tekad, kesabaran, dan hati yang bersih.
(red)