Nanggela, KuninganSatu.com - Muhammad Dinar Al Kahfi, balita asal Dusun Kliwon, RT 01/RW 01, Desa Nanggela, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, tengah berjuang melawan penyakit berat sejak usia tiga bulan. Anak dari pasangan Andriana dan Cicih Mintarsih ini telah menjalani enam kali operasi, termasuk pemasangan selang VP Shunt untuk penanganan kondisi hidrosefalus yang dideritanya.
Selama lebih dari satu tahun terakhir, Dinar harus bolak-balik menjalani pengobatan ke RSD Gunung Jati Cirebon karena keterbatasan fasilitas medis di rumah sakit Kuningan. Tak hanya itu, setiap bulan Dinar juga harus menjalani kontrol rutin dua kali, baik ke dokter bedah saraf maupun ke dokter spesialis saraf anak, karena kondisi epilepsi yang menyebabkan kejang-kejang.
"Iya, kontrolnya sebulan bisa dua kali. Kadang harus beli obat di luar karena tidak selalu tersedia di rumah sakit. Ongkos bensin dan biaya tambahan seperti susu khusus gizi dan popok juga cukup besar," ujar Ibundanya, Selasa (1/7/2025).
Meskipun Dinar sudah memiliki BPJS, kebutuhan sehari-hari seperti susu bergizi dan perlengkapan pribadi masih menjadi beban tersendiri bagi orangtuanya. Sang ibu bahkan harus mencari nafkah tambahan secara serabutan, termasuk dengan mencari kroto, demi memenuhi kebutuhan sang anak.
Beberapa waktu lalu, Dinar sempat dirawat di ruang PICU selama 41 hari dan total dirawat di rumah sakit hingga 53 hari. Dokter pun menyarankan agar Dinar diberi asupan melalui selang NGT agar berat badannya tidak terus menurun.
Kisah perjuangan Dinar menjadi potret nyata betapa beratnya beban keluarga dalam merawat anak dengan penyakit kronis, terutama di tengah keterbatasan ekonomi dan akses layanan kesehatan.
(red)