
KuninganSatu.com,- Perkembangan penanganan kasus dugaan penganiayaan yang dialami Novi Kristin (39), warga Desa Randobawailir, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, hingga kini belum menunjukkan titik terang. Novi menyebut, laporan kepolisian atas kejadian tersebut sudah dilayangkan sejak Desember 2024.
“Sampai sekarang belum ada kejelasan, padahal laporan sudah masuk dari akhir tahun lalu. Saya berharap ada tindakan nyata dari pihak kepolisian,” ujar Novi saat diwawancarai pada Kamis (1/5/2025).
Novi menjelaskan bahwa peristiwa yang dialaminya melibatkan nama Agus Hermawan alias Yayang, pria yang ia kenal sejak masa kampanye Pemilu 2024. Agus, menurutnya, merupakan kader salah satu partai politik dan saat itu menjabat sebagai Ketua Tim Sukses Caleg Rosalina Devi Yanti.
“Dari situ saya kenal dia. Sekarang caleg yang dia dukung sudah jadi anggota DPRD. Tapi saya hanya ingin keadilan ditegakkan atas apa yang saya alami,” ucapnya.
Lebih lanjut Novi menjelaskan bahwa peristiwa tersebut bermula ketika ia datang ke rumah Agus untuk menagih uang pinjaman. Namun, yang pertama kali ditemuinya justru mantan istri Agus. Cekcok pun tak terhindarkan dan berujung saling jambak.
“Ketika sedang ribut dengan mantan istrinya, tiba-tiba Agus datang dan tanpa banyak bicara langsung memukul wajah saya. Akibatnya, wajah saya memar dan kacamata saya rusak,” kata Novi, menunjukkan bukti visum dan kacamata yang pecah.
Novi mengaku uang yang dipinjam Agus berasal dari pinjaman yang ia ambil sendiri dari bank dan koperasi. Karena itu, ia merasa perlu menagih secara langsung agar bisa memenuhi kewajiban membayar cicilan pinjamannya.
Menanggapi laporan tersebut, Kapolsek Mandirancan Iptu AKP M. Faisal menyatakan bahwa proses hukum sedang berjalan. Menurutnya, setelah dilakukan pemanggilan awal, kasus ini kini telah diteruskan ke Polres Kuningan untuk penanganan lebih lanjut.
“Sudah kami proses di tingkat Polsek dan dilanjutkan ke Polres. Untuk perkembangan selanjutnya akan ditangani oleh penyidik Polres,” kata AKP Faisal saat dikonfirmasi.
Kasus ini menjadi sorotan publik karena terduga pelaku disebut memiliki kedekatan dengan elite politik lokal. Novi pun berharap tidak ada intervensi dalam proses hukum, dan polisi bisa menjunjung tinggi keadilan tanpa pandang bulu.
(red)