Siliwangi, KuninganSatu.com - Suasana Car Free Day (CFD) di Jalan Siliwangi, tepat di depan Masjid Syiarul Islam Kuningan, terasa berbeda pada Minggu pagi (01/06/2025). Setelah sekian lama vakum, salah satu kegiatan yang sangat dinanti masyarakat yakni Pagelaran Seni Budaya Heman Ka Budak akhirnya kembali digelar. Kegiatan ini menjadi angin segar bagi warga Kuningan, khususnya para pelaku seni dan generasi muda yang rindu akan panggung budaya.
Wakil Bupati Kuningan, Hj. Tuti Andriani atau yang akrab disapa Amih Tuti, hadir langsung untuk menyaksikan dan memberi dukungan terhadap kebangkitan kegiatan seni ini. Dengan senyum hangat dan penuh haru, Amih Tuti menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah menghidupkan kembali ruang ekspresi budaya bagi anak-anak Kuningan.
“Setelah lama tidak terdengar, akhirnya Heman Ka Budak bisa kembali tampil. Ini bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga simbol harapan bahwa budaya kita tidak akan pernah mati, selama ada yang mencintai dan merawatnya,” ujar Amih Tuti.
Lebih lanjut, Amih Tuti menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat sejalan dengan visi besar Kabupaten Kuningan, yaitu “Kuningan Melesat”, khususnya dalam pilar Lestari yang menitikberatkan pada pembangunan berkelanjutan berbasis kearifan lokal. Menurutnya, pelestarian budaya bukan hanya tentang melindungi warisan masa lalu, tetapi juga membangun masa depan yang lebih berakar, beridentitas, dan berdaya.
“Lewat Heman Ka Budak, anak-anak kita dikenalkan dengan akar budayanya sendiri. Mereka belajar bahwa menjadi modern tidak berarti harus melupakan jati diri. Justru dari sinilah karakter kuat generasi masa depan dibentuk,” tambahnya.
Pagelaran ini menampilkan beragam pertunjukan seni dari anak-anak usia sekolah, mulai dari tari tradisional, nyanyian daerah, hingga permainan rakyat yang kini mulai jarang ditemui. Sorak sorai penonton, tawa anak-anak, dan semangat para orang tua yang mendampingi anaknya menambah kehangatan suasana pagi itu.
Tak lupa, Amih Tuti menyampaikan rasa terima kasih kepada panitia, para guru, orang tua, komunitas seni, dan seluruh elemen masyarakat yang telah ikut andil menyukseskan kegiatan ini. Ia berharap agar Heman Ka Budak tidak berhenti sampai di sini, namun terus dilaksanakan secara berkala dan menjadi agenda budaya tetap di Kabupaten Kuningan.
“Kalau bukan kita yang mencintai dan menjaga seni serta budaya kita sendiri, siapa lagi? Kegiatan seperti ini adalah langkah kecil yang akan berdampak besar. Semoga Heman Ka Budak bisa menjadi gerbang bagi kebangkitan budaya lokal yang lebih luas,” pungkas Amih Tuti.
Melalui kebersamaan, rasa cinta budaya, dan semangat gotong royong, Kuningan perlahan namun pasti meneguhkan posisinya sebagai daerah yang tak hanya maju secara fisik, tetapi juga kaya secara nilai dan jiwa.
(red)