KuninganSatu.com,- Orang tua siswa SD Negeri 17 Kuningan menyampaikan keluhan serius terkait kondisi lingkungan sekolah yang dinilai kumuh, kotor, dan tidak tertata. Sekolah yang selama ini dikenal sebagai salah satu SD favorit di Kabupaten Kuningan justru menampilkan wajah yang kontras dengan reputasinya.
Keluhan ini mencuat setelah sebuah video singkat yang direkam oleh salah satu orang tua sampai ke meja redaksi kuningansatu.com, Selasa (6/5/2025). Dalam video tersebut, tampak kondisi lingkungan sekolah yang memprihatinkan, saluran air tersumbat oleh tumpukan sampah, halaman yang kotor, serta genangan air di pot bunga yang tak terurus. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran terkait risiko kesehatan bagi para siswa.
“Kami sangat kecewa melihat kondisi sekolah seperti ini. Anak-anak datang untuk belajar, tapi lingkungan sekolah justru tidak mendukung kesehatan dan kenyamanan mereka,” ujar salah satu orang tua siswa.
Genangan air di pot-pot bunga yang dikhawatirkan menjadi sarang jentik nyamuk. Jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut berpotensi memicu penyebaran penyakit, terutama di musim pancaroba seperti saat ini. Para orang tua pun mempertanyakan sejauh mana perhatian pihak sekolah dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Kritik juga diarahkan pada kondisi toilet sekolah. Selain bau yang menyengat dan lantai yang kotor, kerusakan pada fasilitas turut menjadi sorotan. Sejumlah pintu WC dilaporkan sudah rusak dan tidak bisa dikunci dengan baik. Bahkan, seorang orang tua siswa pernah terkunci di dalam WC karena mekanisme pintu yang macet.
“Waktu itu saya yang kena. Saya masuk WC saat antar anak, eh malah nggak bisa keluar karena pintunya rusak. Harus dipaksa dari luar,” ujar seorang ibu wali murid, mengenang kejadian yang menurutnya memalukan sekaligus berbahaya.
Tak hanya itu, kondisi dalam sekolah juga dinilai tidak tertata. Barang-barang rusak seperti kursi patah, meja tua, dan peralatan lain yang sudah tak layak pakai dibiarkan menumpuk di sembarang tempat, termasuk di lorong dan area terbuka. Pemandangan ini tidak hanya mengganggu, tapi juga bisa menjadi potensi bahaya bagi siswa yang aktif bergerak dan bermain.
“Hal seperti ini jadi pemandangan yang sudah cukup lama, kami kira akan ada evaluasi dan perbaikan, ternyata sampai saat ini masih tetap sama,” tambah orang tua lainnya.
Kondisi ini memicu pertanyaan besar di tengah masyarakat, terutama karena SD Negeri 17 Kuningan dikenal sebagai sekolah berprestasi. Orang tua menilai bahwa prestasi akademik seharusnya sejalan dengan tata kelola lingkungan yang bersih, sehat, dan mendukung proses belajar.
“Kami tidak ingin menyalahkan, tapi sudah saatnya ada perubahan. Lingkungan yang bersih adalah bagian dari pendidikan itu sendiri,” tegas salah satu orang tua.
(red)
