
KuninganSatu.com,- Pengamat kebijakan publik di Kabupaten Kuningan, Abidin, S.E., angkat bicara terkait peristiwa longsor yang terjadi di wilayah Cilengkrang dan dikaitkan dengan kawasan wisata Arunika. Menurutnya, kejadian tersebut semestinya dipandang sebagai musibah alam, bukan dijadikan dasar untuk menyalahkan atau bahkan mengkriminalisasi investor lokal yang telah menanamkan modalnya di wilayah tersebut.
"Wilayah itu memang sejak dulu rawan longsor. Bahkan sebelum ada pembangunan Arunika pun kondisi geografisnya sudah rentan. Jadi ketika terjadi bencana, kita harus objektif melihatnya, jangan langsung menghakimi investor," ujar Abidin kepada media, Selasa (21/5/2025).
Abidin menilai kehadiran investor lokal seperti Rokhmat Ardian justru membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Selain membuka lapangan pekerjaan, investasi tersebut juga ikut berkontribusi dalam menekan angka pengangguran dan kemiskinan.
"Pak Ardian ini sudah jelas memberi manfaat. Membuka usaha, bayar sewa, menyerap tenaga kerja, bahkan menyumbang PAD. Ini harus diapresiasi, bukan dijatuhkan," tegasnya.
Sebagai kader Partai Gerindra Kabupaten Kuningan, Abidin menegaskan bahwa menciptakan iklim investasi yang sehat merupakan bagian penting dalam mendukung pembangunan daerah. Ia mengingatkan semua pihak untuk berhati-hati dalam menyikapi peristiwa semacam ini agar tidak menimbulkan ketakutan di kalangan pelaku usaha, terutama investor lokal.
"Kalau penanganannya tidak bijak, bukan hanya investor luar yang enggan masuk, tapi investor lokal pun bisa jadi takut. Ini bahaya bagi masa depan ekonomi daerah kita," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa jika memang terdapat kekeliruan dalam proses pembangunan Arunika, maka hal itu harus diselesaikan melalui mekanisme resmi yang telah diatur dalam sistem perizinan. Menurutnya, dinas teknis yang menjadi bagian dari eksekutif punya kewenangan untuk melakukan pengawasan dan pembinaan dalam pembangunan tersebut.
Abidin menutup pernyataannya dengan menyebut bahwa Kabupaten Kuningan memiliki potensi besar untuk menjadi daerah tujuan investasi. Dengan kekayaan alam yang melimpah, lingkungan yang subur, dan UMK yang masih relatif rendah yang hanya sekitar Rp2.100.000, Kuningan hanya perlu memastikan kenyamanan dan kepastian hukum bagi para investor.
"Kalau kita bisa jamin keamanan dan kenyamanan, investor pasti datang. Dan itu akan menggerakkan ekonomi rakyat secara nyata," pungkasnya.
(red)