
Kuningansatu.com,- Lingkungan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 17 Kuningan menjadi sorotan publik usai beredarnya video viral yang memperlihatkan kondisi lingkungan sekolah yang dinilai jauh dari kata layak. Video tersebut menampilkan berbagai sudut sekolah yang tampak kumuh, tidak terurus, dan mengundang kekhawatiran dari banyak pihak terhadap kenyamanan serta kesehatan peserta didik.
Dalam rekaman yang beredar, terlihat saluran air yang dipenuhi sampah dan mengalami penyumbatan. Dapur sekolah tampak kumuh dan kotor, tidak mencerminkan standar kebersihan di lingkungan pendidikan. Kondisi WC juga memperlihatkan ketidakhigienisan, yang dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi para siswa.
Selain itu, genangan air yang ditemukan di sejumlah pot bunga berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk penyebab demam berdarah. Tak hanya itu, sejumlah perabotan seperti meja dan kursi yang sudah rusak dibiarkan menumpuk begitu saja di berbagai sudut sekolah tanpa penataan yang rapi.
Ironisnya, kondisi ini terjadi di tengah adanya alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk pemeliharaan sarana dan prasarana yang mencapai Rp70 juta pada tahun anggaran 2024. Anggaran tersebut seharusnya dimanfaatkan untuk menunjang kebersihan, kenyamanan, serta kelayakan sarana belajar mengajar di sekolah.
Menanggapi sorotan tersebut, Kepala SDN 17 Kuningan, Agus Susanto, Kamis (7/5/2025) menyatakan bahwa pihaknya telah mengimbau seluruh elemen sekolah untuk menjaga kebersihan lingkungan secara bersama-sama. Menurutnya, sekolah bukan hanya tempat bekerja dan belajar, tetapi juga merupakan rumah kedua bagi seluruh warga sekolah.
"Kami sudah menghimbau kepada seluruh elemen yang ada di SD 17, baik guru, staf, maupun siswa, untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan baik. Bagi saya pribadi, sekolah ini sudah seperti rumah kedua," ujar Agus.
Terkait anggaran pemeliharaan sarana prasarana, Agus menjelaskan bahwa seluruh alokasi sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan. Namun, ia juga menyadari perlunya pengecekan kembali terhadap rincian penggunaan dana agar tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi kepada publik.
"Semuanya sudah dialokasikan sesuai, tetapi saya juga harus kembali mengecek detailnya digunakan untuk apa saja, takutnya ada kesalahan penyampaian jika tanpa data yang konkret," tambahnya.
(red)