Sawah Lope Kuningan: Agrowisata Alam dan Cinta di Tengah Persawahan Desa Cikaso
Cikaso, KuninganSatu.com - Tak banyak yang menyangka, di balik nama sederhana Sawah Lope, tersimpan kisah penuh cinta dan ketulusan. Nama yang terdengar seperti plesetan dari kata “love” ini ternyata bukan sekadar permainan kata. Ia adalah cermin dari rasa cinta kepada alam, kepada desa, kepada kehidupan yang bersahaja.
Kami dari KuninganSatu.com menyusuri tempat ini pada Jumat pagi, (30/5/2025) yang hangat, menyaksikan sendiri bagaimana bentang alam Desa Cikaso, Kabupaten Kuningan, menyatu dengan denyut kehidupan warganya. Hamparan padi seluas 125 hektare menyambut kami dengan warna hijau yang menyejukkan mata, seolah menyampaikan sapaan lembut khas pedesaan.
Siapa sangka, tempat seindah ini dulunya hanyalah lahan pertanian biasa, tanpa sentuhan wisata. Titik baliknya sederhana, pemerintah desa membangun jalur motor di antara petak-petak sawah untuk mempermudah akses para petani. Namun dari sanalah, keindahan yang selama ini tersembunyi mulai terbuka ke mata dunia.
Kini, jalur setapak itu menjadi rute favorit para pengunjung. Dengan hanya Rp10.000, siapa pun bisa menikmati sensasi berjalan di tengah hijaunya tanaman padi, menghirup aroma tanah yang segar, dan memandang megahnya Gunung Ciremai dari kejauhan. Beberapa gazebo kecil berdiri teduh di tepi sawah, menjadi tempat istirahat bagi siapa saja yang ingin melepas lelah sambil menikmati teh hangat dan obrolan ringan.
Anak-anak tertawa ceria di sisi lain, bermain di kolam terapi ikan dan kolam renang mini yang dibangun di atas lahan tidak produktif. Bahkan saluran air di pinggir sawah pun tak luput dari kreativitas warga yang disulap menjadi wahana arung jeram mini. Meski hanya dengan ban dan aliran kecil, kegembiraan yang tercipta begitu besar.
Yang membuat kami terkesan adalah semangat gotong royong masyarakat. Semua fasilitas dibangun tanpa merusak alam. Sawah tetap menghasilkan, lahan tetap lestari. Justru kehadiran Sawah Lope memberikan dampak ekonomi positif. Warung-warung kecil bermunculan, menawarkan makanan lokal yang sederhana tapi menggugah selera.
Dan yang paling menyejukkan hati, setiap Minggu pagi, suara musik mengalun lembut dari tengah persawahan. Pertunjukan live music di alam terbuka ini menjadikan Sawah Lope bukan hanya ruang wisata, tapi juga ruang seni dan budaya yang hidup.
Sawah Lope memang jauh dari kesan mewah. Tapi justru dalam kesederhanaannya, ada kehangatan yang sulit dilupakan. Tempat ini bukan hanya soal pemandangan, tapi tentang rasa. Tentang cinta yang tumbuh alami di tengah sawah.
Dari jalur motor yang dibangun untuk petani, kini lahirlah sebuah agrowisata yang menyentuh hati. Dan hari itu, kami pulang dengan satu kesimpulan dimana Sawah Lope bukan sekadar tempat, ia adalah cerita. Cerita tentang cinta yang tulus dari Desa Cikaso, yang terus tumbuh bersama alam dan warganya.
(red)