PKL Puspa Siliwangi dan PKL Puspa Langlang Buana Protes, Gerobak Naik ke Pertokoan Siliwangi
Siliwangi, KuninganSatu.com - Di saat umat Muslim merayakan Idul Adha 1446 H, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) dari Puspa Siliwangi dan Puspa Langlang Buana justru menumpahkan rasa kecewa dan keprihatinan terhadap situasi penataan PKL di kawasan Taman Kota Kuningan.
Pedagang menyayangkan ketimpangan dalam penegakan aturan, terutama karena PKL taman kota yang sebelumnya telah disepakati untuk direlokasi ke sebelah selatan taman kota, kini kembali berjualan di area jalan taman kota yang seharusnya steril dari aktivitas niaga.
“Kami sudah lama tertib. Kami percaya pada aturan pemerintah, dan kami tempati lokasi resmi yang disiapkan, yaitu di Puspa Siliwangi dan Langlang Buana. Tapi sekarang, saat momen Idul Adha, malah muncul lagi pedagang yang berjualan di taman kota. Ini mencederai semangat keadilan,” ungkap salah satu pedagang dengan nada kecewa.
Fenomena ini menciptakan kesenjangan dalam peluang ekonomi. Para pedagang yang telah tertib merasa dirugikan karena lokasi resmi yang mereka tempati jauh lebih sepi dibanding taman kota, yang kembali ramai akibat aktivitas dagang yang seharusnya sudah ditertibkan.
Akibatnya, Jum'at (6/6/2025) sebagian pedagang merasa tidak punya pilihan selain menaikkan kembali gerobak dagangannya ke Jalan Siliwangi sebagai bentuk protes dan usaha untuk bertahan hidup.
Mereka tidak menolak penataan, justru mendukungnya. Namun, penataan harus adil dan tidak tebang pilih.
“Kalau aturan dibuat, harus dijalankan untuk semua. Jangan sampai yang patuh malah terpinggirkan, dan yang melanggar justru dibiarkan karena ramai atau strategis. Ini bisa memicu kecemburuan dan ketidakpercayaan terhadap sistem,” ujar salah seorang pedagang Puspa Langlang Buana.
Para pedagang berharap Pemerintah Kabupaten Kuningan segera melakukan evaluasi dan pengawasan ketat, agar pelaksanaan program penataan PKL tidak kehilangan makna. Mereka juga mengusulkan agar ada forum dialog terbuka yang melibatkan seluruh elemen pedagang agar suara mereka didengar secara langsung.
“Jangan sampai program yang awalnya baik justru gagal karena lemahnya penegakan. Kami mendukung taman kota yang tertib, tapi itu hanya bisa terwujud kalau semua pihak diperlakukan dengan adil,” pungkas perwakilan pedagang lainnya.
(red)